Mata Kuliah Psikologi Pelayanan
Program Diploma I Perhotelan
Sub Kampus Pandegelang
MOTIVASI, EMOSI, STRESS DAN FRUSTASI
Tujuan Instruksional Umum
Sesudah mempelajari pokok
bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan memahami motivasinya sebagai
pendorong perilaku manusia serta hubungan dengan emosi, stress dan frustasi.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari pokok
bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan memahami
motivasinya sebagai pendorong perilaku manusia serta hubungannya dengan emosi, stress dan frustasi.
motivasinya sebagai pendorong perilaku manusia serta hubungannya dengan emosi, stress dan frustasi.
Tujuan Intruksional
Khusus
Setelah mempelajari pokok
bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan mampu :
1. Menjelaskan arti
motivasi, kebutuhan dan motif.
2. Menjelaskan mengenai
hierarki kebutuhan menurut A. Maslow.
3. Menjelaskan bentuk emosi seperti apa yang perlu dikembangkan,
berkaitan dengan tugasnya sebagai karyawan perhotelan.
4. Menjelaskan proses terjadinya emosinya, stress dan bagaimana
mengelolanya.
5. Menjelaskan proses terjadinya frustasi dan reaksi-reaksi yang terjadi
dalam menghadapi frustasi.
Petunjuk Untuk
Mahasiswa/ Peserta Diklat :
1. Motivasi
adalah pokok bahasan yang amat menarik karena menjawab pertanyaan mendasar
seperti “Mengapa si Ali bertindak seperti itu ? “. Bila anda belajar
berkelompok cobalah mencari contoh-contoh konkrit yang pernah anda alami dan
jadikan bahan diskusi .
2. Beberapa
pertanyaan yang dapat dipakai untuk memulai diskusi dengan kelompok belajar
anda adalah :
a) Mengapa pengenalan diri
merupakan kebutuhan primer ?
b) Mengapa
pengalaman pribadi, kita masukkan dalam aspek-aspek yang menyebabkan
emosi ?
c) Perubahan-perubahan sosial seringkali menimbulkan stess. Bagaimana
menurut kelompok anda ?
d) Apakah kita dapat
menghindari rasa frustasi? Mengapa ?
1. MOTIVASI
Motivasi
adalah suatu keadaan yang dialami individu, yang mendorong individu itu “untuk
melakukan sesuatu ke arah tujuan tertentu.
Kata lain yang
memiliki pengertian sama dengan motivasi adalah NEED, yang pada hakekatnya merupakan keadaan kurangnya sesuatu baik
fisik maupun psikis, sehingga berupaya memenuhinya agar tercapai keseimbangan
dalam dirinya.
a. Jenis-Jenis Motivasi
Para
pakar psikologi sepakat, bahwa secara garis besar motif dibagi menjadi dua
bagian, yaitu : Fisiologis dan Sosial.
1) Motif Fisiologis
Motif
fisiologis adalah motif yang tidak disadari, berkaitan dengan keseimbangan
kondisi phisik individu yang bersifat
mutlak bagi setiap individu. Yang termasuk pada motif ini yaitu rasa haus dan
lapar, bernafas, beristirahat, tidur, menghindarkan rasa sakit dll.
2)
Motif Sosial
Motif sosial
adalah kemampuan individu untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
tempat hidupnya.
Secara umum
kebutuhan-kebtuuhan yang mendasari motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu
dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Kebutuhan
Primer
Adalah
kebutuhan-kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup . Oleh karena itu disebut Survival Needs. Diantaranya yang dapat
dikemukan disini adalah :
a) Kebutuhan untuk makan,
minum dan menghirup oksigen.
b) Kebutuhan Reproduksi atau
beranak pinak, karena ini menyangkut kelangsungan hidup manusia.
c) Kebutuhan akan rasa aman
atau kebutuhan untuk tidak merasa khawatir bahwa ia masih mempunyai kesempatan
untuk hidup.
d) Kebutuhan untuk mengenal
dirinya dan lingkungannya. Ini erat hubungannya dengan proses adaptasi atau
penyesuaian diri yang amat vital dalam rangka memelihara kelangsungan hidup.
e) Kebutuhan akan rangsangan,
minimal dari lingkungan. Tubuh kita butuh rangsangan dari lingkungan. Bila
rangsangan – rangsangan ini tidak ada sama sekali manusia tidak dapat hidup.
f)
Kebutuhan-kebutuhan dasar ini sudah ada sejak anak dilahirkan
dan tidak dipelajari dari lingkungan, akan tetapi pola pemenuhan kebtuhan ini
tentu saja dipelajari.
2. Kebutuhan
Sekunder
Adalah
kebutuhan-kebutuhan yang dipelajari. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi pada
dasarnya kehidupan manusia tidak terancam. Diantaranya yang paling banyak
ditekuni akhir-akhir ini adalah : kebutuhan akan kekuasaan, popularitas, uang
dan status.
b. Ciri-Ciri Motif
1)
Majemuk
Motif
seseorang tidak hanya satu tapi beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama.
Misalnya seseorang bekerja dengan giat, selain ingin dipuji sekaligus ingin
naik pangkat.
2)
Dapat berubah-ubah
Motif sering mengalami perubahan karena keinginan manusia selalu berubah
sesuai dengan kebutuhan / kepentingan. Misalnya saat ini ingin gaji yang
tinggi, disaat yang lain menginginkan pimpinan yang baik, atau kondisi kerja
yang menyenangkan.
3)
Berbeda-beda Bagi Individu
Dua orang
melakukan pekerjaan yang sama tapi mempunyai motif yang berbeda. Misalnya
sama-sama di departemen yang sama, yang pertama ingin teman kerja yang baik, tapi orang yang satunya
menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan.
4)
Tidak Disadari
oleh Individu
Banyak tingkah
laku tingkah laku yang tidak disadari oleh individu sehingga beberapa dorongan yang
muncul seringkali karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan,
lalu ditekan dibawah sadarnya. Dengan demikian seringkali kalau ada dorongan
yang kuat dari dalam, individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya
sendiri.
2. E M O S I
Emosi adalah
perasaan yang bergejolak dalam individu yang merupakan energi untuk benar-benar
emosi seperti marah, cinta, sedih gembira, benci, khawatir, simpati, ataupun
empati dan sebagainya. Contoh : Ketakutan membuat orang menjauhi sesuatu,
kemarahan seseorang membuat orang menyerang sesuatu dan lain-lain.
Polakembang
emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan dan belajar. Pengalaman
emosional sangat tergantung dari beberapa jauh individu dapat mengerti
rangsangan yang diterimanya dari faktor belajar juga sangat besar pengaruhnya,
terutama dalam menentukan pola dan menuntas pengungkapan emosi. Pada tahap
selanjutnya, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh harapan-harapan orang
tua / masyarakat. Perbedaan cara pengungkapan antara pria dan wanita juga
karena perbedaan harapan tersebut.
Kebanyakan
perilaku bermotivasi mempunyai komponen emosional (Afektif). Komponen inilah
yang menyebabkan perilaku tertentu cenderung diulang kembali (karena menghasilkan
sesuatu yang tidak dimaui)
Ada dua bentuk emosi yang
perlu dikembangkan, sekaitan dengan peranan sebagai karyawan perrhotelan yaitu
:
1. Perasaan
Simpati adalah perasaan ikut merasakan apa yang terjadi dengan kondisi pada orang lain serta reaksi emosi kedua
individu sama. Seperti menengok orang
sakit, orang yang meninggal, memberi kartu
ucapan lulus ujian, dll.
2. Perasaan Empati adalah perasaan diri kita
terhadap suatu obyek atau situasi.
Contoh : menangis karena melihat film yang mengharukan, marah karena sahabat kita diputus oleh pacarnya dll.
3. STRESS
Stress adalah
sesuatu yang menimbulkan reaksi terhadap setiap tuntutan kehidupan. Dalam
perjalanan hidup seseorang pada suatu ketika pasti menghadapi persoalan/
problem. Apabila seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangan sejak masa
anak-anak dapat mengatasi segala problem yang dihadapi, maka dikemudian hari
akan menjadi orang dewasa yang sehat jiwanya atau berjiwa seimbang. Tetapi
apabila seseorang hanya dapat mengatasi problemnya tidak secara tuntas, atau
hanya dapat mengatasi problemnya tidak secara tuntas atau hanya dapat mengatasi
setengah-tengah saja maka dikemudian hari dapat menjadi orang yang agak
mengalami gangguan jiwa, dan bagi mereka yang menghadapi problem kemudian
menjadi kehilangan kontrol, maka mereka dapat mengalami gangguan jiwa yang
nyata atau mengalami ketidak seimbangan jiwa.
Seseorang yang
menghadapi problem ataupun faktor penyebabnya, dan tidak segera dapat diatasi
baik oleh dirinya sendiri maupun dengan bantuan orang lain, maka dalam hidupnya
menjadi tidak produktif dan tidak mengalami hidup sejahtera. Kondisi jiwa yang
terus menerus mengalami gangguan bisa mempengaruhi menurunnya gairah hidup,
menurunnya kebutuhan hidupnya.
Dalam
masyarakat modern rong-rongan terhadap agama, moral, budi pekerti, warisan
budaya lama dan tradisional telah menimbulkan ketidakpastian fundamental dibidang
norma dan nilai perubahan-perubahan sosial yang cepat sebagai akibat
modernisasi, telah menyebabkan warga masyarakat kehilangan identitas diri.
Perubahan-perubahan
sosial yang terlampau cepat yang disertai goncangan nilai kehidupan dapat
menguncang keseimbangan suasana hati yang pada gilirannya dapat mengakibatkan
ketegangan jiwa atau stress. Stress adalah bagian dari kehidupan anda yang
tidak dapat dihindarkan. Yang harus dilakukan adalah mengatur hidup agar stress
tidak menimbulkan reaksi (distres).
TEKANAN DALAM
KERJA
Persoalan dalam
kerja pada saat ini dianggap suatu masalah yang banyak dibicarakan orang.
Terutama dikaitkan dengan masalah-masalah kesehatan, tingkat kematian akibat
serangan jantung selalu dikaitkan dengan persoalan stress. Dalam kehidupan
modern sekarang ini masalah pekerjaan dianggap salah satu persoalan yang berat dalam kehidupan modern.
Prinsip yang
perlu diketahui dalam tekanan kerja adalah : segala bentuk tekanan pekerjaan
baik secara kuantitas maupun kualitas yang menekan seseorang yang menimbulkan
tanggapan berupa perasaan tertekan.
Akibat-Akibat yang terjadi
dalam stress (Dunia Kerja) :
1. Akibat
Subyektif.
Perasaan gelisah, agresif,
lesu, bosan, perasaan lelah, harga diri rendah, kehilangan kesabaran, perasaan
kecewa, perasaan terpencil (merasa bahwa orang-orang tidak mau bergaul dengan
dia).
2. Akibat Perilaku
Mudah terkena
kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi (marah, memukul, dsb), makan
yang berlebihan, minum merokok berlebihan, perilaku implusif (lekas
tersinggung), tertawa – gelisah (manic – Depresif).
3. Akibat
Kognitif
Tidak dapat
mengambil keputusan yang baik/ sehat tidak bisa berkonsentrasi, tidak mampu
memusatkan perhatian yang lama, sangat peka terhadap kecaman, mengalami bloking
mental.
4. Akibat
Fisiologis
Tingkat gula
meningkat, denyut jantung/tekanan darah naik, mulut terasa kering, berkeringat,
biji mata membesar, badan panas dingin.
1. Akibat Keorganisasian
Suka membolos, produktivitas rendah,
mengasingkan diri dari teman
sekerja,
selalu merasa tidak puas, loyalitas terhadap organisasi menurun.
Penyebab – Penyebab Stress
Dalam Dunia Kerja
1. Penekanan Lingkungan Fisik (Contoh : ruang kantor
yang berisik, dll).
2. Penekanan Individual (Contoh : konflik peran, mempunyai jabatan
tetapi tidak diberi/ mempunyai tanggung jawab, ketidakmampuan individu
menghadapi pekerjaan/ merasa terlalu sulit, terlalu banyak).
3. Penekanan Kelompok ( Contoh : tidak cocok dengan kelompok kerja,
kasar, sulit diajak kerja sama).
4. Penekanan Keorganisasian ( Contoh : pengembangan
karier yang tidak jelas, dibayar murah, pimpinan otoriter, prospek nama baik
perusahaan tidak jelas).
Dengan adanya
penyebab-penyebab seperti di atas tidak berarti kita harus menghilangkan
stress. Stress dalam dunia kerja pasti ada, tergantung bagaimana kita harus
menempatkan stress.
* Stress yang optimal akan berakibat :
- Hasil karya optimal
- Motivasi tinggi
- Prestasi tajam / bagus
- Mobilitas tinggi
* Stress
Rendah : Mudah merasa bosan, motivasi menurun, suka bolos, tidak bergairah dalam bekerja / tidak mempunyai tantangan.
* Stress Tinggi : Insomania, lekas
marah, banyak melakukan kesalahan dalam
pekerjaan sering merasa bimbang/ ragu.
Faktor–Faktor
yang berpengaruh pada mudah / tidaknya seseorang terkena stress
1) Jenis Kelamin.
Laki-laki lebih sering terkena
stress sedangkan wanita tidak gampang/ mudah terkena stress, perbedaan ini
disebabkan karena :
*
Biologis
* Tuntutan Lingkungan
* Peran Laki-laki
2) Harga Diri
Seseorang yang
mempunyai rasa rendah diri tingkat stressnya tinggi.
3) Tipe
Kepribadian
*
A mempunyai kepribadian
- Tidak suka
menunggu
- Hidupnya teratur
- Mempunyai jadwal
* B mempunyai
kepribadian
- Lebih
realistis
- Lebih bisa menerima
Bagaimana Mengatasi Stress dalam Organisasi
1) Kita menentukan analisa peran (fungsi, peran karyawan kita analisa,
apakah ada tumpang tindih atau tidak).
2) Adakan program-program menyeluruh tentang penanggulangan stress.
3) Adanya program-program / aktivitas-aktivitas kerja yang
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan stress.
Misal:- Penempatan karyawan
pada posisi yang tepat.
- Upah
- Variasi
dalam kerja untuk mengatasi kebosanan
- Pentingnya
rekreasi
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekebalan
terhadap stress, yaitu :
a) Makanlah secara teratur,
usahakan jangan terlambat.
b) Tidur adalah obat alamiah
yang dapat memulihkan segala keletihan fisik maupun mental. Aturlah jadwal
tidur secara teratur.
c) Untuk meningkatkan daya
tahan dan kekebalan fisik maupun mental, olahraga adalah salah satu caranya.
d) Yang paling baik adalah
tidak merokok.
e) Sebaiknya tidak
minum-minuman keras.
f)
Usahakan berat badan sesuai dengan tinggi badan.
g) Kita tidak dapat hidup
sendiri, sebaiknya banyak bergaul, dan jangan menarik diri dari pergaulan
sosial sehingga dapat bertukar pikiran.
h) Jangan biarkan waktu
begitu saja berlalu tanpa produktivitas.
i)
Agama dapat menguatkan diri kita.
j)
Rekreasi amatlah berguna untuk memulihkan ketahanan fisik
maupun mental.
k) Sosial ekonomi
l)
Kasih sayang
4. F R U S T A S I
Frustasi
adalah : kondisi psikologis individu yang disebabkan tidak tercapainya tujuan
sehingga menimbulkan ketidakpuasaan.
Jenis – Jenis
Frustasi
1. Toleransi, frustasi yang
dapat ditangani dengan penuh kesabaran dan selalu ditahan ( misalnya seseorang
yang terkunci dia akan berusaha dengan tenang )
2. Emosional pada saat emosi,
frustasi ini muncul dan tidak terkendali sehingga dia akan melakukan reaksi
yang destruktif (misalnya tidak lulus ujian kemudian membanting kursi).
Sumber-Sumber Frustasi
1. Penekanan motif yang sudah ada, Contoh seseorang tukang tambal ban
berkeinginan untuk menambal sebaik-baiknya, tetapi pelanggannya terburu-buru
ingin cepat selesai, akhirnya timbul kekesalan pada diri penambal ban itu.
2.
Kehendak yang terhalang, misalnya seseorang yang
telah berjanji untuk bertemu pacarnya pkl. 19.00 tetapi pacar yang ditunggunya
tidak datang, maka orang itu akan kesal dan kecewa.
3.
Petentangan motif, misalnya seseorang
mahasiswa yang diajak nonton kekasihnya tetapi tidak dapat memenuhinya karena
harus mengikuti program praktek di restoran pada waktu yang sama, maka ia akan
mengalami kecewa.
4.
Tingkah laku pada waktu
frustasi,seseorang
yang kecewa tidak lulus diterima menjadi mahasiswa PTN, akan bersifat apatis.
Dengan demikian ia akan lebih kecewa dari tingkah laku frustasinya itu.
Apa yang dilakukan
individu bila menghadap frustasi ? atau bagaimana reaksi individu bila
menghadapi frustasi ?
(1) Agresi
Frustasi erat
kaitannya dengan hambatan untuk
bertindak. Bila individu ingin melakukan sesuatu karena ingin dirinya sendiri
karena lingkungannya ia tidak dapat bertindak sesuai dengan yang diinginkannya,
maka energi yang sudah disiapkan akan cenderung dimanifestasikan (dialihkan)
dalam bentuk tindakan agresif.
(2) Mekanisme
Pertahanan Diri
Para psikolog berpendapat bahwa frustasi
merupakan suatu kondisi yang bias mengancam eksistensi ego seseorang. Oleh
karena itu dalam menghadapi frustasi tidak mengherankan apabila seseorang memperlihatkan
pola-pola perilakunya untuk mengutamakan untuk mempertahankan egonya.
1. Rastonalisasi : Individu berusaha menalar situasi frustasinya selogis
mungkin. Misal seseorang mahasiswa tidak lulus ujian , lalu menyalahkan
dosennya.
2. Proyeksi : Individu
melemparkan penyebab frustasi pada orang
lain. Misalnya dengan mengatakan bahwa dosennya memang tidak suka sama
mahasiswa tersebut, sehingga ia tidak lulus ujian.
3. Sublimasi : suatu motif
yang tidak terpenuhi kemudian dialihkan ke saluran lain. (seorang yang
bercita-cita menjadi dokter, gagal kemudian mengalihkan ke kegiatan social)
4.
Kompensasi : mencari obyek
lain yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan frustasi yang dialaminya
(tidak pintar dalam kuliah, tetapi berhasil sebagai atlet nasional).
Mekanisme pertahanan diri
bukanlah pola perilaku yang negative, bahkan amat diperlukan oleh individu agar
dapat mengembangkan kepribadian yang sehat. Anda bisa membayangkan bagaimana
jadinya apabila manusia tidak memiliki mekanisme ini dalam menghadapi frustasi.
Hanya apabila perilaku tersebut sering dilakuka, maka situasinya akan menjadi
sangat lain. Bila demikian, individu yang bersangkutan membutuhkan pertolongan seorang ahli.
(3) Apati
Tidak semua orang beraksi dengan cara yang sama pada
frustasi. Untuk sementara orang, keadaan frustasi yang cukup mendalam bisa
mengakibatkan orang terus merasa tidak berdaya. Ketidakberdayaan ini membawa
individu tersebut merenungi dirinya sendiri dan akhirnya mengucilkan diri. Keadaan seperti ini disebut
Apati dan menarik diri (with-drawal). (ch)
Tugas
1. Coba anda simpulkan materi tersebut
2. Bagaimana para pimpinan meningkatkan motivasi karyawan dalam
meningkatkan kinerja perusahaan
3. Bagaiamana emosi dan frustasi terjadi pada karyawan ? jelaskan
4. Bagaimana emosi dan frustasi bisa dicegah oleh karyawan dan para
pimpinan