Sabtu, 23 Februari 2013

Psikologi

Mata Kuliah Psikologi Pelayanan
Program Diploma I Perhotelan
Sub Kampus Pandegelang


MOTIVASI, EMOSI, STRESS DAN FRUSTASI


Tujuan Instruksional Umum
Sesudah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan memahami motivasinya sebagai pendorong perilaku manusia serta hubungan dengan emosi, stress dan frustasi.

Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan memahami
motivasinya sebagai pendorong perilaku manusia serta hubungannya dengan emosi, stress dan frustasi.

Tujuan  Intruksional Khusus
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan mampu :
1. Menjelaskan arti motivasi, kebutuhan dan motif.
2. Menjelaskan mengenai hierarki kebutuhan menurut A. Maslow.
3. Menjelaskan bentuk emosi seperti apa yang perlu dikembangkan, berkaitan dengan tugasnya sebagai karyawan perhotelan.
4. Menjelaskan proses terjadinya emosinya, stress dan bagaimana mengelolanya.
5. Menjelaskan proses terjadinya frustasi dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam menghadapi frustasi.


Petunjuk  Untuk  Mahasiswa/ Peserta Diklat :

1. Motivasi adalah pokok bahasan yang amat menarik karena menjawab pertanyaan mendasar seperti “Mengapa si Ali bertindak seperti itu ? “. Bila anda belajar berkelompok cobalah mencari contoh-contoh konkrit yang pernah anda alami dan jadikan bahan diskusi .
2. Beberapa pertanyaan yang dapat dipakai untuk memulai diskusi dengan kelompok belajar anda adalah :
a) Mengapa pengenalan diri merupakan kebutuhan primer ?
     b) Mengapa pengalaman pribadi, kita masukkan dalam aspek-aspek yang    menyebabkan emosi ?
c) Perubahan-perubahan sosial seringkali menimbulkan stess. Bagaimana menurut kelompok anda ?
d) Apakah kita dapat menghindari rasa frustasi? Mengapa ?

1. MOTIVASI

Motivasi adalah suatu keadaan yang dialami individu, yang mendorong individu itu “untuk melakukan sesuatu ke arah tujuan tertentu.
Kata lain yang memiliki pengertian sama dengan motivasi adalah NEED, yang pada hakekatnya merupakan keadaan kurangnya sesuatu baik fisik maupun psikis, sehingga berupaya memenuhinya agar tercapai keseimbangan dalam dirinya.




a. Jenis-Jenis Motivasi
     Para pakar psikologi sepakat, bahwa secara garis besar motif dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Fisiologis dan Sosial.
1) Motif  Fisiologis
Motif fisiologis adalah motif yang tidak disadari, berkaitan dengan keseimbangan kondisi phisik individu yang  bersifat mutlak bagi setiap individu. Yang termasuk pada motif ini yaitu rasa haus dan lapar, bernafas, beristirahat, tidur, menghindarkan rasa sakit dll.

2) Motif  Sosial
Motif sosial adalah kemampuan individu untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya.

Secara umum kebutuhan-kebtuuhan yang mendasari motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :

1. Kebutuhan Primer
Adalah kebutuhan-kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup . Oleh karena itu disebut Survival Needs. Diantaranya yang dapat dikemukan disini adalah :
a)     Kebutuhan untuk makan, minum dan menghirup oksigen.
b)    Kebutuhan Reproduksi atau beranak pinak, karena ini menyangkut kelangsungan hidup manusia.
c)     Kebutuhan akan rasa aman atau kebutuhan untuk tidak merasa khawatir bahwa ia masih mempunyai kesempatan untuk hidup.
d)    Kebutuhan untuk mengenal dirinya dan lingkungannya. Ini erat hubungannya dengan proses adaptasi atau penyesuaian diri yang amat vital dalam rangka memelihara kelangsungan hidup.
e)     Kebutuhan akan rangsangan, minimal dari lingkungan. Tubuh kita butuh rangsangan dari lingkungan. Bila rangsangan – rangsangan ini tidak ada sama sekali manusia tidak dapat hidup.
f)      Kebutuhan-kebutuhan dasar ini sudah ada sejak anak dilahirkan dan tidak dipelajari dari lingkungan, akan tetapi pola pemenuhan kebtuhan ini tentu saja dipelajari.

2.   Kebutuhan  Sekunder
Adalah kebutuhan-kebutuhan yang dipelajari. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi pada dasarnya kehidupan manusia tidak terancam. Diantaranya yang paling banyak ditekuni akhir-akhir ini adalah : kebutuhan akan kekuasaan, popularitas, uang dan status.

b. Ciri-Ciri Motif

1)    Majemuk
Motif seseorang tidak hanya satu tapi beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama. Misalnya seseorang bekerja dengan giat, selain ingin dipuji sekaligus ingin naik pangkat.

2)    Dapat berubah-ubah
     Motif sering mengalami perubahan karena keinginan manusia selalu berubah sesuai dengan kebutuhan / kepentingan. Misalnya saat ini ingin gaji yang tinggi, disaat yang lain menginginkan pimpinan yang baik, atau kondisi kerja yang menyenangkan.

3)    Berbeda-beda Bagi Individu
Dua orang melakukan pekerjaan yang sama tapi mempunyai motif yang berbeda. Misalnya sama-sama di departemen yang sama, yang pertama ingin teman  kerja yang baik, tapi orang yang satunya menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan.

4)    Tidak  Disadari  oleh  Individu
Banyak tingkah laku tingkah laku yang tidak disadari oleh individu sehingga beberapa dorongan yang muncul seringkali karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, lalu ditekan dibawah sadarnya. Dengan demikian seringkali kalau ada dorongan yang kuat dari dalam, individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya sendiri.

2. E M O S I

Emosi adalah perasaan yang bergejolak dalam individu yang merupakan energi untuk benar-benar emosi seperti marah, cinta, sedih gembira, benci, khawatir, simpati, ataupun empati dan sebagainya. Contoh : Ketakutan membuat orang menjauhi sesuatu, kemarahan seseorang membuat orang menyerang sesuatu dan lain-lain.
Polakembang emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari beberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya dari faktor belajar juga sangat besar pengaruhnya, terutama dalam menentukan pola dan menuntas pengungkapan emosi. Pada tahap selanjutnya, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh harapan-harapan orang tua / masyarakat. Perbedaan cara pengungkapan antara pria dan wanita juga karena perbedaan harapan tersebut.

Kebanyakan perilaku bermotivasi mempunyai komponen emosional (Afektif). Komponen inilah yang menyebabkan perilaku tertentu cenderung diulang kembali (karena menghasilkan sesuatu yang tidak dimaui)

Ada dua bentuk emosi yang perlu dikembangkan, sekaitan dengan peranan sebagai karyawan perrhotelan yaitu :
1. Perasaan Simpati adalah perasaan ikut merasakan apa yang terjadi          dengan kondisi pada orang lain serta reaksi emosi kedua individu   sama. Seperti menengok orang sakit, orang yang meninggal, memberi   kartu ucapan lulus ujian, dll.
2.  Perasaan Empati adalah perasaan diri kita terhadap suatu obyek atau     situasi. Contoh : menangis karena melihat film yang mengharukan, marah karena sahabat kita diputus oleh pacarnya dll.

3. STRESS
Stress adalah sesuatu yang menimbulkan reaksi terhadap setiap tuntutan kehidupan. Dalam perjalanan hidup seseorang pada suatu ketika pasti menghadapi persoalan/ problem. Apabila seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangan sejak masa anak-anak dapat mengatasi segala problem yang dihadapi, maka dikemudian hari akan menjadi orang dewasa yang sehat jiwanya atau berjiwa seimbang. Tetapi apabila seseorang hanya dapat mengatasi problemnya tidak secara tuntas, atau hanya dapat mengatasi problemnya tidak secara tuntas atau hanya dapat mengatasi setengah-tengah saja maka dikemudian hari dapat menjadi orang yang agak mengalami gangguan jiwa, dan bagi mereka yang menghadapi problem kemudian menjadi kehilangan kontrol, maka mereka dapat mengalami gangguan jiwa yang nyata atau mengalami ketidak seimbangan jiwa.

Seseorang yang menghadapi problem ataupun faktor penyebabnya, dan tidak segera dapat diatasi baik oleh dirinya sendiri maupun dengan bantuan orang lain, maka dalam hidupnya menjadi tidak produktif dan tidak mengalami hidup sejahtera. Kondisi jiwa yang terus menerus mengalami gangguan bisa mempengaruhi menurunnya gairah hidup, menurunnya kebutuhan hidupnya.

Dalam masyarakat modern rong-rongan terhadap agama, moral, budi pekerti, warisan budaya lama dan tradisional telah menimbulkan ketidakpastian fundamental dibidang norma dan nilai perubahan-perubahan sosial yang cepat sebagai akibat modernisasi, telah menyebabkan warga masyarakat kehilangan identitas diri.

Perubahan-perubahan sosial yang terlampau cepat yang disertai goncangan nilai kehidupan dapat menguncang keseimbangan suasana hati yang pada gilirannya dapat mengakibatkan ketegangan jiwa atau stress. Stress adalah bagian dari kehidupan anda yang tidak dapat dihindarkan. Yang harus dilakukan adalah mengatur hidup agar stress tidak menimbulkan reaksi (distres).

TEKANAN  DALAM  KERJA

Persoalan dalam kerja pada saat ini dianggap suatu masalah yang banyak dibicarakan orang. Terutama dikaitkan dengan masalah-masalah kesehatan, tingkat kematian akibat serangan jantung selalu dikaitkan dengan persoalan stress. Dalam kehidupan modern sekarang ini masalah pekerjaan dianggap salah satu persoalan  yang berat dalam kehidupan modern.
Prinsip yang perlu diketahui dalam tekanan kerja adalah : segala bentuk tekanan pekerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas yang menekan seseorang yang menimbulkan tanggapan berupa perasaan tertekan.

Akibat-Akibat yang terjadi dalam stress (Dunia Kerja) : 

1. Akibat Subyektif.
     Perasaan gelisah, agresif, lesu, bosan, perasaan lelah, harga diri rendah, kehilangan kesabaran, perasaan kecewa, perasaan terpencil (merasa bahwa orang-orang tidak mau bergaul dengan dia).
2. Akibat Perilaku
Mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi (marah, memukul, dsb), makan yang berlebihan, minum merokok berlebihan, perilaku implusif (lekas tersinggung), tertawa – gelisah (manic – Depresif).

3. Akibat Kognitif
Tidak dapat mengambil keputusan yang baik/ sehat tidak bisa berkonsentrasi, tidak mampu memusatkan perhatian yang lama, sangat peka terhadap kecaman, mengalami bloking mental.

4. Akibat Fisiologis
Tingkat gula meningkat, denyut jantung/tekanan darah naik, mulut terasa kering, berkeringat, biji mata membesar, badan panas dingin.

1.     Akibat Keorganisasian
     Suka membolos, produktivitas rendah, mengasingkan diri dari teman
sekerja, selalu merasa tidak puas, loyalitas terhadap organisasi menurun.

Penyebab – Penyebab Stress Dalam Dunia Kerja
1.     Penekanan Lingkungan Fisik (Contoh : ruang kantor yang berisik, dll).
2.     Penekanan Individual  (Contoh : konflik peran, mempunyai jabatan tetapi tidak diberi/ mempunyai tanggung jawab, ketidakmampuan individu menghadapi pekerjaan/ merasa terlalu sulit, terlalu banyak).
3.     Penekanan Kelompok  ( Contoh : tidak cocok dengan kelompok kerja, kasar, sulit diajak kerja sama).
4.     Penekanan Keorganisasian ( Contoh : pengembangan karier yang tidak jelas, dibayar murah, pimpinan otoriter, prospek nama baik perusahaan tidak jelas).

Dengan adanya penyebab-penyebab seperti di atas tidak berarti kita harus menghilangkan stress. Stress dalam dunia kerja pasti ada, tergantung bagaimana kita harus menempatkan stress.
*   Stress yang optimal akan berakibat :
     - Hasil karya optimal
     - Motivasi tinggi
     - Prestasi tajam / bagus
     - Mobilitas tinggi
*   Stress Rendah : Mudah merasa bosan, motivasi menurun, suka bolos,     tidak bergairah dalam bekerja / tidak mempunyai tantangan.
*  Stress Tinggi : Insomania, lekas marah, banyak melakukan kesalahan       dalam pekerjaan sering merasa bimbang/ ragu.
Faktor–Faktor yang berpengaruh pada mudah / tidaknya seseorang terkena stress
1) Jenis Kelamin.
     Laki-laki lebih sering terkena stress sedangkan wanita tidak gampang/ mudah terkena stress, perbedaan ini disebabkan karena :
     *  Biologis
*  Tuntutan Lingkungan
*  Peran Laki-laki
2)  Harga Diri
          Seseorang  yang mempunyai rasa rendah diri tingkat stressnya tinggi.
3)  Tipe  Kepribadian       
     *  A  mempunyai kepribadian
- Tidak suka menunggu
-  Hidupnya teratur
-  Mempunyai jadwal         
          * B  mempunyai kepribadian
              -  Lebih  realistis
              -  Lebih bisa menerima

Bagaimana  Mengatasi Stress dalam Organisasi
1) Kita menentukan analisa peran (fungsi, peran karyawan kita analisa, apakah ada tumpang tindih atau tidak).
2) Adakan program-program menyeluruh tentang penanggulangan stress.
3) Adanya program-program / aktivitas-aktivitas kerja yang mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan stress.
     Misal:- Penempatan karyawan pada posisi yang tepat.
- Upah
- Variasi dalam kerja untuk mengatasi kebosanan
- Pentingnya rekreasi

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekebalan terhadap stress, yaitu :
a)     Makanlah secara teratur, usahakan jangan terlambat.
b)    Tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan segala keletihan fisik maupun mental. Aturlah jadwal tidur secara teratur.
c)     Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental, olahraga adalah salah satu caranya.
d)    Yang paling baik adalah tidak merokok.
e)     Sebaiknya tidak minum-minuman keras.
f)      Usahakan berat badan sesuai dengan tinggi badan.
g)     Kita tidak dapat hidup sendiri, sebaiknya banyak bergaul, dan jangan menarik diri dari pergaulan sosial sehingga dapat bertukar pikiran.
h)    Jangan biarkan waktu begitu saja berlalu tanpa produktivitas.
i)       Agama dapat menguatkan diri kita.
j)       Rekreasi amatlah berguna untuk memulihkan ketahanan fisik maupun mental.
k)    Sosial ekonomi
l)       Kasih sayang

4.  F R U S T A S I
Frustasi adalah : kondisi psikologis individu yang disebabkan tidak tercapainya tujuan sehingga menimbulkan ketidakpuasaan.
Jenis – Jenis Frustasi  
1.     Toleransi, frustasi yang dapat ditangani dengan penuh kesabaran dan selalu ditahan ( misalnya seseorang yang terkunci dia akan berusaha dengan tenang )
2.     Emosional pada saat emosi, frustasi ini muncul dan tidak terkendali sehingga dia akan melakukan reaksi yang destruktif (misalnya tidak lulus ujian kemudian membanting kursi).

Sumber-Sumber Frustasi
1.     Penekanan motif yang sudah ada, Contoh seseorang tukang tambal ban berkeinginan untuk menambal sebaik-baiknya, tetapi pelanggannya terburu-buru ingin cepat selesai, akhirnya timbul kekesalan pada diri penambal ban itu.
2.     Kehendak yang terhalang, misalnya seseorang yang telah berjanji untuk bertemu pacarnya pkl. 19.00 tetapi pacar yang ditunggunya tidak datang, maka orang itu akan kesal dan kecewa.
3.     Petentangan motif, misalnya seseorang mahasiswa yang diajak nonton kekasihnya tetapi tidak dapat memenuhinya karena harus mengikuti program praktek di restoran pada waktu yang sama, maka ia akan mengalami kecewa.
4.     Tingkah laku pada waktu frustasi,seseorang yang kecewa tidak lulus diterima menjadi mahasiswa PTN, akan bersifat apatis. Dengan demikian ia akan lebih kecewa dari tingkah laku frustasinya itu.
                                     
Apa yang dilakukan individu bila menghadap frustasi ? atau bagaimana reaksi individu bila menghadapi frustasi ?
(1) Agresi
Frustasi erat kaitannya dengan  hambatan untuk bertindak. Bila individu ingin melakukan sesuatu karena ingin dirinya sendiri karena lingkungannya ia tidak dapat bertindak sesuai dengan yang diinginkannya, maka energi yang sudah disiapkan akan cenderung dimanifestasikan (dialihkan) dalam bentuk tindakan agresif.
 (2) Mekanisme Pertahanan Diri
Para psikolog berpendapat bahwa frustasi merupakan suatu kondisi yang bias mengancam eksistensi ego seseorang. Oleh karena itu dalam menghadapi frustasi tidak mengherankan apabila seseorang memperlihatkan pola-pola perilakunya untuk mengutamakan untuk mempertahankan egonya.

1. Rastonalisasi : Individu  berusaha menalar situasi frustasinya selogis mungkin. Misal seseorang mahasiswa tidak lulus ujian , lalu menyalahkan dosennya.
2. Proyeksi : Individu melemparkan  penyebab frustasi pada orang lain. Misalnya dengan mengatakan bahwa dosennya memang tidak suka sama mahasiswa tersebut, sehingga ia tidak lulus ujian.
3. Sublimasi : suatu motif yang tidak terpenuhi kemudian dialihkan ke saluran lain. (seorang yang bercita-cita menjadi dokter, gagal kemudian mengalihkan ke kegiatan social)
4.  Kompensasi : mencari obyek lain yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan frustasi yang dialaminya (tidak pintar dalam kuliah, tetapi berhasil sebagai atlet nasional).
Mekanisme pertahanan diri bukanlah pola perilaku yang negative, bahkan amat diperlukan oleh individu agar dapat mengembangkan kepribadian yang sehat. Anda bisa membayangkan bagaimana jadinya apabila manusia tidak memiliki mekanisme ini dalam menghadapi frustasi. Hanya apabila perilaku tersebut sering dilakuka, maka situasinya akan menjadi sangat lain. Bila demikian, individu yang bersangkutan  membutuhkan pertolongan seorang ahli.

(3) Apati
Tidak semua orang beraksi dengan cara yang sama pada frustasi. Untuk sementara orang, keadaan frustasi yang cukup mendalam bisa mengakibatkan orang terus merasa tidak berdaya. Ketidakberdayaan ini membawa individu tersebut merenungi dirinya sendiri dan akhirnya  mengucilkan diri. Keadaan seperti ini disebut Apati dan menarik diri (with-drawal). (ch)

Tugas
1. Coba anda simpulkan materi tersebut
2. Bagaimana para pimpinan meningkatkan motivasi karyawan dalam 
    meningkatkan kinerja perusahaan
3. Bagaiamana emosi dan frustasi terjadi pada karyawan ? jelaskan
4. Bagaimana emosi dan frustasi bisa dicegah oleh karyawan dan para
     pimpinan
 

KEPEIMPINAN

Mata Kuliah  : Kepimpinan dan Teknik Supervisi
Program        : D2 Akademi Komunitas 
Jurusan         :  Perhotelan




Pengertian
“Sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya” (menurut Stoner)
Menurut George Terry
ü  Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok.
Menurut Cyriel O'Donnell
ü  Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.
Pendekatan – Pendekatan Studi Kepemimpinan
ü  Pendekatan Kesifatan
  Bahwa pemimpin dipandang atau muncul karena kombinasi sifat-sifat yang tampak pada diri seseorang
ü  Pendekatan Perilaku – Perilaku (Behaviors)
Bahwa pemimpin dipandang atau muncul dari pribadi seseorang yang berhubungan dengan kepemimpinan nya.
ü  Pandangan Situasional (Contingency)
 Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi tugas yang dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi dan sebagainya.
Unsur-unsur Kepemimpinan
ü  Adanya kader penggerak,
ü  Adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi
ü  Adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota
Fungsi Kepemimpinan
ü  Mengambil keputusan
ü  Mengembangkan informasi
ü  Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota
ü  Memberi dorongan dan semangat pada anggota
ü  Bertanggung jawab atas semua aktivitas kegiatan
ü  Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
ü  Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi

TUGAS PEMIMPIN
a.       Yang berkaitan dengan kerja
ü  Mengambil inisiatif
ü  Mengatur langkah dan arah
ü  Memberikan informasi
ü  Memberikan dukungan
ü  Memberi pemikiran
ü  Mengambil suatu kesimpulan
b.      Yang berkaitan dengan kekompakan anggota :
ü  Mendorong, bersahabat, bersikap menerima
ü  Bersikap mendamaikan
ü  Berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat
ü  Memperlancar pelaksanaan tugas
ü  Memberikan aturan main

Gaya Kepemimpinan
ü  Gaya dengan Orientasi Tugas (Task Oriented)
Para manajer mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.
ü  Gaya dengan Orientasi Karyawan(Employee Oreinted)
Para manajer lebih memotivasi bawahan dibanding mangawasi mereka. Para anggota kelompok diberi kesempatan untuk berprestasi dan berkembang.

         Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan

Menurut Mary Parker Follet ada tiga variable yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu :
ü  Pemimpin
ü  Kemampuan dan kualitas pemimpin
ü  Pengikut atau bawahan
 Kemampuan dan kualitas pengikut dalam menerima pengarahan dari pemimpinnya.
ü  Situasi
 Lingkungan  yang mempengaruhi para pengikut  atau bawahan.

Tugas

1.         Baca materi diatas dan simpulkan
2.         Apa yang anda ketahui tentang Kepemimpinan ?
3.         Jelaskan tugas-tugas seorang Pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinan dalam organisasi.
4.         Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan?  apabila anda menjadi seorang pemimpin gaya kepemimpinan apa yang akan anda gunakan ? jelaskan