Rabu, 13 Maret 2013

Psikologi Pelayanan

Mata Kuliah : Psikologi Pelayanan
Program        : Diploma 1 PVB Sub Kampus SMKN 57
Dosen           :  Murhadi, S.Kom, MM



INTERAKSI  SOSIAL

Tujuan  Instruksional  Umum
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa/ peserta diklat diharapkan memahami proses yang terjadi dalam interaksi sosial.

Tujuan Instruksional  Khusus
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa/ peserta diklat diharapkan mampu :
1.     Menjelaskan dengan contoh, arti interaksi sosial
2.     Menjelaskan peranan individu dalam lingkungan
3.     Menjelaskan proses terjadinya personal attraction dan dapat menjelaskan dengan contoh faktor-faktor yang mempengaruhi personal attraction.
4.     Menjelaskan arti sikap menurut bahasanya sendiri.
5.     Menjelaskan ciri-ciri utama prasangka dan komponen sikap.

Petunjuk  Untuk  Mahasiswa/ Peserta Diklat
Dalam pokok bahasan ini, anda hanya secara sekilas dihantar pada sedikit permasalahan dalam psikologi sosial. Beberapa topik diskusi yang menarik untuk dibahas, antara lain adalah :
a)     Mengapa prasangka terhadap orang lain mempengaruhi penilaian kita terhadap orang lain ? Apakah anda mempunyai pengalaman dalam hal ini ?
b)    Benarkah penampilan fisik seseorang merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesan pertama kita tentang seseorang ?
c)     Mengapa prasangka seseorang sulit sekali diubah dengan suatu fakta baru ?

Pendahuluan
Sulit dimengerti kalau seseorang mengatakan tidak mau berhubungan dengan orang lain, entah dengan alasan apapun. Sejak kecil kita semua telah terbiasa tergantung pada lingkungan sosial kita, orang-orang sekitar kita. Walau ketergantungan ini semakin berkurang pada waktu manusia meningkat dewasa, tetapi tetap ada dalam bentuknya yang sangat bervariasi Manusia selalu membutuhkan manusia yang lain hampir dalam segala hal. Oleh karena itu  ia selalu membutuhkan kontak dengan sesamanya. Interaksi antar individu dengan sesamanya inilah yang disebut interaksi sosial. Dengan kata lain interaksi sosial mengenai bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain dan bagaimana orang lain tersebut bereaksi terhadap pengaruh yang dirasakannya.

Ada 3  hal yang sangat mempengaruhi aksi dan reaksi dalam situasi sosial, yaitu :
1.     Persepsi Sosial sebenarnya adalah kesadaran individu akan adanya orang lain atau perilaku orang lain yang terjadi disekitarnya. Lebih lanjut, persepsi sosial juga diartikan sebagai penilaian terhadap penampilan fisik (Physical Appearance) dan ciri-ciri perilaku orang lain, Bagaimana terjadi persepsi sosial ?
Bila kita bertemu seseorang yang belum kita kenal, kita dihadapkan pada banyak sekali informasi, yaitu : raut wajahnya, penampilan fisiknya, caranya berpakaian, cara berbicara, berjalan, memandang orang lain, berjabat tangan, nada suara, dan lain-lain.
Tidak semua informasi tersebut mendapat perhatian yang sama. Hanya informasi tertentu yang kita perhatikan untuk menjelaskan rangsangan. Proses ini disebut Pembentukan Kesan (Impression Formation)

Apa saja yang mempengaruhi pembentukan kesan ?
a) Streotip
Pandangan kita tentang ciri-ciri tingkah laku dari sekelompok orang tertentu, entah itu kelompok kelas ekonomi, jenis kelamin, etnis dan lain-lain sangat mempengaruhi kesan pertama kita. Kalau kita bertemu seseorang kenalan baru yang kebetulan orang batak, maka gambaran stereotip tentang ciri-ciri perilaku orang batak merupakan salah satu sumber informasi yang kita pakai untuk menilai kenalan tersebut. Kalau kebetulan dia adalah seorang wanita beragama kristen dan berpendidikan tinggi, maka stereotip-stereotip kita yang lain akan ikut mempengaruhi, demikian seterusnya.
b)  Persepsi  Diri
Pandangan kita terhadap diri kita ternyata juga sangat mempengaruhi pembentukan kesan pertama kita. Hal ini menunjukkan  adanya kecenderungan untuk melihat kesamaan yang ada antara individu dengan orang asing yang ditemuinya. Orang asing yang dianggap mempunyai banyak ciri yang sama dengan kita akan memberikan kesan yang amat berbeda dari kita.

 C) Sikap  Yang  Ada  (Setting)
 Bila kita bertemu seorang yang tidak kita kenal disebuah lorong yang gelap, penilaian kita terhadap orang itu cenderung negatif, apalagi kalau kita sedang membutuhkan bantuan, ada orang datang menolong, penilaian kita terhadap orang tersebut akan cenderung positif.

D) Ciri-Ciri Yang Ada Dalam Diri Orang Itu
Daya tarik fisik seseorang jelas sangat mempengaruhi kesan pertama. Disamping itu ciri-ciri perilaku yang sesuai dengan suatu trait yang dihargai oleh masyarakat umum (misalnya sopan santun, lemah lembut) bila nampak dalam perilakunya, tentu membentuk kesan yang amat berbeda dibanding jika “A” menunjukkan ciri-ciri perilaku Yang ditentang oleh masyarakat (kurang ajar, judes, dan lain-lain).

2. Daya  Tarik  Interpersonal
Setelah kesan atas seseorang terbentuk, apa reaksi individu ? Apa yang menyebabkan individu tertarik untuk terus melanjutkan hubungan dengan seseorang ? Apa yang menyebabkan seseorang tidak menyukai orang lain dan membatasi hubungannya dengan orang itu ?
Daya tarik interpesonal merupakan evaluasi seseorang terhadap orang lain secara positif maupun negatif.
Beberapa faktor yang mempengaruhi Interpersonal Attraction adalah :
a) Kesamaan Sikap
Orang cenderung menyukai orang lain yang mempunyai sikap yang sama. Semakin besar kesamaannya, semakin kuat daya tariknya. Kesamaan sikap ini punya dampak yang luas karena kesamaan itu mungkin disebabkan latar belakang yang sama pula apakah itu suku, pendidikan, sosial budaya, ideologi, sosial ekonomi, dan lain-lain.

b) Daya Tarik  Fisik
Kenyataan menunjukkan bahwa daya tarik fisik sangat mempengaruhi kesan pertama. Meskipun demikian, pada interaksi selanjutnya daya tarik fisik berkurang kekuatannya dan muncul determinan lain seperti kecerdasan, ciri-ciri, kepribadian tertentu , pendidikan dan lain-lain

c) Respon Afektif  pada Pihak  Orang  Lain
Perasaan orang lain terhadap kita ternyata mempunyai kekuatan yang cukup besar. Kenyataan menunjukkan bahwa walaupun diantara dua orang terdapat perbedaan cukup mendasar mengenai berbagai isu, misalnya Abortus, perceraian, kawin camput dan lain-lain, tetapi bila mereka saling mengagumi hubungan mereka dapat juga menjadi akrab.

3. Sikap  dan  Prasangka
Didepan kita sudah membahas masalah bagaimana seseorang bisa mempunyai kesan tertentu terhadap orang lain yang baru dikenalnya. Kemudian bila kesan itu terbentuk, sebesar apa kemungkinannya bahwa hubungan diantara keduanya itu akan terus berlangsung. Dalam kedua peristiwa ini, selalu terdapat suatu proses evaluatif terhadap perilaku orang lain.
Sikap  adalah : Sekelompok perasaan keyakinan dan kecenderungan-kecenderungan berperilaku, yang bersifat relatif tahan lama terhadap suatu obyek, orang , sekelompok atau isu tertentu. Dengan kata lain dapat mengeri bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak atau merespon bila individu dihadapkan pada suatu rangsangan tertentu.

Dari batasan di atas kita sekaligus dapat merinci komponen yang ada dalam suatu sikap :
(1)           Komponen Kognitif,  sikap melibatkan proses evaluatif, baik membanding-bandingkan, menganalisis atau mendayagunakan pengetahuan yang ada untuk memeriksa sesuatu rangsangan. Komponen ini penting artinya karena perubahan pada komponen ini, seperti pengetahuannya tentang obyek tertentu akan merubah sikapnya.
(2)           Komponen Afektif, Sikap melibatkan perasaan senang dan tidak senang serta perasaan emosional lain sebagai akibat/hasil dari proses evaluatif yang dilakukan. Perasaan ini berpengaruh kuat terhadap perilaku seseorang .
(3)           Komponen Perilaku, sikap selalu diikuti dengan kecenderungan untuk berpola perilaku tertentu. Ketidakcocokan perilaku seseorang dengan sikapnya (disebut Disonansi Sikap), akan menimbulkan berbagai masalah psikologis bagi individu yang bersangkutan sehingga ia akan berusaha mengubah sikapnya atau perilakunya.

Sikap dan prasangka merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar ini dapat terjadi karena pengalamannya sendiri dalam obyek-obyek sikapnya, tetapi juga dapat diperoleh karena orang tua atau masyarakat (termasuk sekolah) dan sumber-sumber lain (buku, film, dan lain-lain) mengajarkan fakta-fakta tertentu mengenali obyek-obyek sikap tersebut. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mengubah sikap (terutama yang negatif) dapat dilakukan juga melalui proses belajar. Meskipun demikian, telah dibuktikan berkali-kali bahwa perubahan kognitif yang tidak disertai dengan perubahan efektif, tidak akan menghasilkan perubahan tingkah laku.

LINGKUNGAN
Lingkungan adalah segala sesuatu hal yang ada di sekitar kita yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seluruh proses hidup seseorang. Ditinjau dari nilai pengaruhnya lingkungan dapat dibagi sebagai berikut  :
1. Lingkungan Efektif
Lingkungan efektif (effective environment) yaitu segala hal yang ada di sekitar kita yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi individu. Contoh : buku-buku pelajaran merupakan lingkungan efektif bagi setiap pelajar adalah lingkungan efektif bagi pecinta tananaman dan sebagainya.
2. Lingkungan  Tidak  Efektif
Lingkungan tidak efektif (unffective environment) yaitu segala hal yang ada di sekitar kita yang tidak bermanfaat dan tidak berarti bagi individu. Contoh : suasana gaduh bukan merupakan lingkungan efektif bagi mahasiswa yang sedang belajar.

Lingkungan bila ditinjau dari asal dan sifatnya, dibagi menjadi :
a. Lingkungan Ekstern
Lingkungan ekstern adalah lingkungan fisik yaitu  semua hal yang berada di luar kita yang berpengaruh kepada individu. Seperti lingkungan sekolah, pesantren, kampus, pertanian, kompleks perumahan, dan sebagainya.

b. Lingkungan Intern

Lingkungan intern adalah lingkungan yang ada dalam diri kita sendiri, yang mempengaruhi keadaan fisik diri kita. Contoh makanan yang bervitamin dan bergizi mempercepat pertumbuhan badan dan perkembangan otot seseorang, olah raga yang teratur menjaga kondisi tubuh kita untuk tetap sehat dan sebagainya.

a.     Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah interaksi antara individu dengan individu yang lainnya, dalam kelompok tertentu. Pada pakar psikologi bersepakat, bahwa lingkungan ini yang sangat menentukan sikap dan perilaku seseorang. Sehingga kita sering mendengar dan mengatakan, bahwa kepribadian seseorang itu, tergantung  kepada “dengan siapa”orang itu bergaul. Contoh : interaksi orang tua dan anak dalam lingkungan keluarga , interaksi antara dosen dengan mahasiswa di lingkungan kampus, yang pada akhirnya hasil dari interaksi itu akan membentuk kepribadian seseorang.

Tugas :
1. Simpulkan Materi diatas dan kembangkan 
2. Apa peran individu dalam masyarakat ? jelaskan jawaban anda dengan kasus
    yang terjadi dalam lingkungan anda
3. Kenapa interaksi sosial sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat? jelaskan.

Keterangan :
1. Jawaban tugas diupload terakhir tgl. 14 Maret 2013 jam 15.00
2. Baca materi atau rujukan dari sumber lain tentang materi diatas. 

Minggu, 10 Maret 2013

Psikologi

Mata Kuliah Psikologi pelayanan
Program Diploma I Akomodasi Perhotelan
Sub Kampus SMKN 1 Surabaya



MENGENAL  POTENSI  DIRI  SEBAGAI  SUMBER  DAYA  MANUSIA


Tujuan  Instruksional  Umum

Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa/ peserta diklat diharapkan memahami pengertian kepribadian serta dapat mengenal potensi yang ada dalam dirinya.

Tujuan  Instruksional  Khusus

Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa/ peserta diklat mampu :
1. Merumuskan pengertian umum kepribadian dengan kata-katanya sendiri.
2. Menjelaskan aspek-aspek apa saja yang membentuk perkembangan kepribadian.
3. Menguraikan mengenai lingkungan yang membentuk perkembangan kepribadian.
4. Dapat menjelaskan mengapa kita sebagai orang-orang yang akan terjun dalam usaha perhotelan perlu mempelajari kepribadian.
 
Petunjuk  Untuk  Mahasiswa/ Peserta Diklat

Kepribadian merupakan sub-bidang amat luas dalam psikologi. Dalam kuliah pengantar ini anda hanya diberi sebagian kecil dari teori-teori yang ada. Oleh karena itu anda dianjurkan untuk membaca buku aturan yang lain, bila ingin mempelajari lebih jauh.

1. Pendahuluan
Banyaknya aspek yang perlu kita pahami dalam kaitan berinteraksi dengan lingkungan, tentang diri kita sendiri mengenai keadaan fisik, psikis, pembentukan perilaku, kelemahan dan kelebihan, dan lain sebagainya.
Pertanyaan yang mendasar , bagaimana manusia itu terbentuk dengan segala kekhasannya.

2.  Kepribadian
Dalam kepribadian secara umum bahwa seseorang dikatakan berkepribadian, bila seseorang itu berprilaku sesuai dengan norma, nilai dan aturan-aturan yang berlaku. Bila seseorang itu tidak melakukan perilaku yang baik, maka dikatakan tidak memiliki kepribadian.
Untuk memahami seseorang tidak cukup dengan melihat kesan-kesan yang bersifat lahiriah saja, tetapi juga perlu mengerti apa yang ada dibalik apa yang ditampilkan oleh seseorang itu.

 Kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat yang menarik ataupun  segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, tetapi juga meliputi dinamika, yakni mekanisme yang menggerakkan seseorang untuk berbuat seperti yang ia perbuat.
Kalau demikian apa kepribadian itu ? Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.

Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.

3. Tipe  Kepribadian

Tipe kepribadian yang banyak digunakan adalah Tipologi Introvert – Ekstrovert yang mula-mula dikembangkan oleh Carl Gustaf Jung lalu dilanjutkan oleh H.S. Eysenck.. Ia mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat dibagi menjadi 2 kecendrungan ekstrim berdasarkan reaksi individu terhadap pengalamannya.
a)      Introversi, yaitu menarik diri dan tenggelam dalam pengalaman batinnya sendiri . Orang yang mempunyai kecnderungan ini biasanya tertutup, tidak terlalu memperhatikan orang lain dan agak pendiam.
b)     Ekstroversi, yaitu membuka diri dalam kontak dengan orang-orang, peristiwa-peristiwa dan benda-benda disekitarnya.

Kebanyakan orang akan berada di tengah-tengah, hanya sedikit orang-orang yang benar ekstrovert atau introvert.
Dimensi keajegan kepribadian dalam skala Ekstrovert – Introvert. Dalam tiap-tiap bidang terdapat ciri-ciri kepribadian tertentu.

                                          Tidak  Stabil


Touchy
Resless
Aggressiv
Excirable
Changeabl
Implusive
Optimistic
Active


 
 
Mody
Anxiouus
Rigid
Sober
Pesimistic
Reserved
Unsociable
Quiet

 
 




Introvert                                                                                Ekstrove





Passive
Careful
Thuoghtful
Peaceful
Controlled
Reliable
Even Sempred
Cail


 

Sociable
Outgoing
Talkactive
Responsive
Easygoing
Lively
Careless
Leadersship


 
 






                                               
                                                       Stabil  

*  Perilaku merupakan hasil interaksi yang terus menerus antara variabel-  variabel  pribadi dan lingkungan. Lingkungan membentuk pola-pola berperilaku melalui proses belajar, sedangkan variabel-variabel pribadi mempengaruhi pola-pola dalam lingkungan.

Suatu kepribadian yang normal atau sehat mempunyai ciri-ciri seperti yang tercermin dari kriteria di bawah ini :

1. Persepsi  yang efisien terhadap kenyataan
Individu yang normal cukup realistik dalam menilai kemampuan reaksi-reaksinya, serta dalam menginterprestasi apa yang terjadi di sekelilingnya. Mereka tidak selalu membesar-besarkan kemampuannya atau merasa terlalu rendah diri sehingga menghalangi tugas-tugasnya.

2. Mengenal diri sendiri (Self – knowledge)       
Sadar akan motif-motif perasaan-perasaannya dan tidak terlalu takut untuk menyatakannya pada orang lain, kesadaran tinggi.

3. Mampu mengendalikan perilakunya atas kehendak sendiri
Kadang-kadang mereka memang implusif, tetapi dalam kebanyakan hal mereka dapat mengendalikan diri, baik yang berhubungan dengan dorongan-dorongan agresif maupun seksual. Ada yang bertindak melampaui batas-batas, norma-norma sosial, tetapi tindakan itu diputuskan dengan sadar.

4. Memiliki harga diri dan diterima oleh lingkungannya
Mereka mampu menghargai potensi-potensinya sendiri dan merasa diterima oleh orang disekitarnya. Mereka merasa enak berada diantara orang lain dan mampu bereaksi secara spontan terhadap situasi-situasi sosial  yang terjadi dilingkungannya.

5. Mampu memberi perhatian dan membina hubungan cinta kasih
Individu normal mampu bersahabat dan membina hubungan-hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Mereka cukup peka terhadap perasaan orang lain dan tidak terlalu memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

6. Produktivitas..
Individu yang normal mampu mengarahkan energinya untuk aktivitas-aktivitas yang produktif. Mereka masih merasa tertantang dan mau melakukan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Dalam kegiatan sehari-hari, perlu kita memahami tentang kepribadian, karena kita berinteraksi dengan individu lainnya.
Adapun alasan lain pentingnya mempelajari kepribadian adalah sebagai berikut :
a)     Setiap hubungan sosial, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat orang yang ada di luar diri kita.
b)    Bagi setiap orang yang memiliki tugas melayani orang lain maka pengetahuan tentang dirinya dan orang lain yang dilayaninya merupakan hal yang mutlak.
c)     Setiap orang adalah pemimpin, oleh karena itu perlu mengetahui kepribadian diri sendiri untuk dapat memimpin diri sendiri.

Tiap individu akan selalu berusaha untuk menemukan  dirinya (Real Self). Tiap-tiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah, kitalah ahli tentang diri kita sendiri.

Setiap orang akan selalu berusaha mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. Inilah dorongan utama yang mendasari semua perilaku manusia. Memang ada kalanya seseorang mengalami regresi, tetapi setiap orang lebih suka berkembang dari pada mundur. Tendensi seperti ini disebut aktualisasi diri, yaitu kecenderungan untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dibawa sejak  lahir.

Aspek – Aspek  Kepribadian

1) Self
Self adalah taksiran,  perkiraan dan perasaan seseorang mengenai dirinya, baik hakekat jasmani  abilitas inteligensi, motif dan lain-lain yang disadari dan tidak disadari.

2) Personality  Traits
Personality traits adalah kecenderungan seseorang untuk menilai situasi dengan cara-cara tertentu dan kemudian bertindak sesuai dengan hasil penilaian tersebut.
Contoh : Orang yang memiliki sifat periang, dalam menyelesaikan sesuatu masalah akan berbeda dengan orang yang memiliki sifat pemurung.

3) Intelegensi / Kecerdasan
Intelegensi adalah kesiapan kemampuan belajar, kecepatan melihat hubungan-hubungan, kesanggupan memutuskan sesuatu dengan cepat dan tepat.
Contoh : Orang yang cenderung memiliki intelegensi tinggi akan cepat menyelesaikan suatu program pendidikan atau hal lainnya.

4)  Penampilan
Penampilan ini berkaitan dengan daya tarik fisik, oleh karena itu dianggap cukup penting dalam kepribadian. Alasannya setiap orang yang bertemu orang lain, selalu langsung menilai penampilannya. Jadi kalau saat awal sudah kurang disukai, maka untuk berikutnya lama untuk penyesuaiannya.

5) Kesehatan
Bahwa kesehatan merupakan salah satu dari segi kepribadian, tidaklah perlu diragukan karena hal ini menunjukkan pada aktivitas seseorang secara langsung.
Contoh : Bila kita mengalami sakit dan lama, maka akan mengganggu aktivitas kita dalam kesehariannya.

6) Sikap
Sikap adalah kecenderungan individu untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Mendekati atau menjauhi obyek.
Contoh : Bila kita yakin bahwa minuman keras itu tidak baik untuk kesehatan, maka kita akan menjauhi segala sesuatu yang berbau minuman keras.
 
7) Pengetahuan dan Ketrampilan
Pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki merupakan unsur kepribadian kita. Keluasan pengetahuan dan keterampilan kita, akan ikut menentukan peranan kita dalam lingkungan sosial.

8) Nilai-Nilai
 Masalah nilai dalam diri seseorang selalu berkaitan dengan masalah baik atau tidak baik, etik, norma dan moral yang sangat mempengaruhi “Nilai” seseorang di dalam lingkungan sosial.

9) Temperamen
Kuat lemahnya emosi seseorang disebut temperamen yang melukiskan emosi seseorang.
Contoh : Seseorang yang begitu optimis, ketika mengiukuti ujian UMPTN  tapi ada juga yang pesimis pada saat yang bersamaan.

10) Peranan
Peranan seseorang berkaitan dengan fungsi dan status seseorang dalam lingkungan tertentu.
Contoh : Seseorang yang berprofesi sebagai dokte, pada suatu waktu memberikan ceramah keagamaan di mesjid.
Pada saat dia menjdai pernceramah akan memperlihatkan tindakan yang berbeda, dengan ketika melaksanakan tugas sebagai dokter.

Tugas - Tugas
1. Buat kesimpulan materi diatas
2. Apa yang dimaksud dengan potensi diri ?
3. Coba anda sebutkan dan jelaskan potensi diri anda, minimal 10 point
4. Apa yang dimaksud dengan kepribadian ? jelaskan. bagaimana mempertahankan kepribadian yang baik dan bagaimana merubah kepribadian yang buruk. Jelaskan

Catatan :
1. Tugas ini adalah tugas kedua. syarat untuk mengerjakan tugas ini harus sudah mengerjakan tugas pertama.
2.  Upload tugas ini kedalam blog anda, alamat blog anda informasikan kepada dosen pengampu melalui e-mail